jump to navigation

AS Prihatin terhadap Peningkatan Militer China Januari 16, 2008

Posted by ononiha in Politik.
trackback

Beijing, (Analisa)

Panglima tertinggi Armada Amerika Serikat di Pasifik Selasa (15/1) mengemukakan keprihatinannya terhadap peningkatan pembangunan militer China, dan menyeru Beijing agar menjelaskan maksudnya di balik peningkatan pembangunan angkatan bersenjata yang dinilai luar biasa itu. Laksamana Timothy Keating mengatakan, dia mengimbau Beijing untuk meningkatkan keterbukaan atas pembangunan militernya dalam pembicaraan-pembicaraan dengan para pejabat pemerintah dan para pejabat di bidang pertahanan di sini, yang terutama difokuskan pada masalah Taiwan. “Militer China berkembang sangat mengesankan sekali,” kata Keating kepada para wartawan. “Kami prihatin mengenai pengembangan kapal jelajah jarak jauh dan rudal balistik mereka, kami juga khawatir terhadap teknologi anti satelit dan tentang senjata-senjata penangkal mereka.” Dalam perundingan Senin (14/1), Beijing sepakat melakukan pertukaran militer dengan AS pada tingkat tertinggi, yang merupakan suatu bentuk kerjasama yang akan membantu meredakan meningkatnya kecemasan-kecemasan atas maksud-maksud di balik pembangunan militer China, katanya. “Kami sangat perlu keterus-terangan dengan kolega-kolega kami di China karena meningkatnya keterbukaan bisa memperbesar kepercayaan dan mengurangi potensi terjadinya kesalahpahaman,” kata Keating. “Salah satu alasan kenapa kami di sini adalah untuk menyampaikan masalah ini sebab kesalahpahaman bisa menimbulkan konflik atau krisis.” Keating Senin bertemu dengan Menteri Luar Negeri China, Yang Jiechi dan Jenderal Guo Boxiong, wakil ketua komisi militer pusat yang sangat berpengaruh. Dalam perundingan tersebut, Keating disertai Asisten Menteri Pertahanan AS James Shinn dan para pejabat AS lainnya. Persoalan Taiwan menjadi bagian besar dalam diskusi dengan China, yang menandaskan kembali kecemasannya atas penjualan-penjualan senjata AS kepada pulau itu. Beijing khawatir senjata-senjata AS tersebut dijadikan pendorong kekuatan kemerdekaan di Taiwan, kata kementerian luar negeri China. Menurut pemerintah Taiwan, China telah meningkatkan jumlah rudal balistiknya untuk menghadapi pulau tersebut, yang mencapai lebih dari 1.000 dalam tahun-tahun belakangan ini. China memandang Taiwan sebagai wilayahnya yang memberontak dan kini sedang menunggu penyatuan kembali, dan mengancam akan merebut kembali pulau tersebut dengan kekuatan militer jika Taiwan mengumumkan kemerdekaannya secara resmi. (Ant/AFP 

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar