jump to navigation

Tekan Rapat Umum Politik Penguasa Malaysia Dikecam Oposisi November 13, 2007

Posted by ononiha in Politik.
trackback

Malaysia, WASPADA Online

Oposisi dan kelompok-kelompok hak asasi manusia  Minggu (11/11) mengecam pihak berwenang Malaysia karena telah menekan rapat politik terbesar dalam satu dasawarsa dengan menggunakan gas air mata, meriam-meriam air dan penahanan. Polisi Malaysia menangkap 245 orang setelah melepaskan tembakan gas air mata dan bom air untuk membubarkan ribuan orang yang menuntut reformasi pemilu dalam aksi unjukrasa politik terbesar selama hampir 10 tahun,  kata polisi.

Mereka yang ditangkap tersebut kemudian dibebaskan setelah diperiksa namun di kemudian hari bisa dituntut dan menghadapi hukuman satu tahun penjara jika terbukti terlibat dalam aksi rapat umum ilegal itu, kata jubir polisi kepada AP. “Kami masih menyelidiki namun mereka semua telah dibebaskan dengan jaminan,” kata jubir itu.

Ribuan orang mengabaikan larangan pemerintah untuk menggelar rapat umum Sabtu di Kuala Lumpur namun kemudian bubar setelah polisi melepaskan tembakan gas air mata dan bom air dekat Lapangan Merdeka di mana mereka berkumpul. Massa, yang kebanyakan mengenakan kaos kuning, kemudian berkumpul lagi dan berpawai menuju istana kerajaan dalam prosesi sepanjang 300 meter, sambil meneriakkan kata-kata ‘Selamatkan Malaysia’ dan ‘Hidup Rakyat.’

Para pengunjukrasa mengajukan memorandum kepada seorang perwakilan raja, dan mendesaknya untuk turun tangan guna menjamin sistem pemilu diubah sebelum pemilu dilaksanakan tahun depan. Kepala Polisi Nasional Musa Hassan dikutip Sunday Star mengatakan bahwa pihak berwajib telah bertindak menahan diri namun terpaksa menggunakan gas airmata dan meriam air setelah para demonstran menolak bubar. Dia memperkirakan kerumunan massa kira-kira 4.000 orang, namun penyelenggara rapat umum mengatakan jumlah peserta sekurang-kurangnya 30.000.

Rapat umum itu merupakan unjuk rasa politik terbesar di Malaysia sejak para pendukung mantan wakil PM Anwar Ibrahim turun ke jalan selama beberapa hari pada September 1998 untuk memprotes pemecatannya dari Kabinet dan partai berkuasa oleh pemimpin Malaysia saat itu, Mahathir Muhammad.
Para penyelenggara juga mengatakan bahwa paling tidak tujuh orang dipukul dan ditendang oleh polisi dan beberapa orang perlu perawatan rumah sakit termasuk seorang pria yang kakinya patah. (ap/m18/m07)

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar